• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • Home
  • Profil
    • Facebook
    • Twitter
    • Youtube
    • Instagram
  • Kontak
  • Blog
  • Publikasi
    • Sinta
    • Google Scholar
    • Orcid
    • Research Gate
  • Kata Bijak
  • Templates
  • Log In

Herdiansyah Hamzah

Lebih sering dipanggil Castro. Buruh di Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.

  • Home
  • Hukum dan Korupsi
  • Ekonomi Politik
  • Perburuhan
  • Pendidikan
  • Sosial Budaya
  • Pojok
  • Situasi Daerah
You are here: Home / Hukum dan Korupsi / KPU Kukar Mendelegitimasi Bawaslu Sebagai Wasit Pilkada

KPU Kukar Mendelegitimasi Bawaslu Sebagai Wasit Pilkada

By Herdiansyah Hamzah on November 25, 2020

Keputusan KPU itu predictable, alias sudah diprediksi sebelumnya. Jadi tidak mengherankan bagi saya. Karena sedari awal, KPU sepertinya memang tidak berniat menjalankan rekomendasi bawaslu. Pertama, KPU menafsirkan frase “menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu”,  sebagai sebatas respon, bukan menjalankan isi bawaslu secara absolut. Tafsir keliru ini juga sempat disampaikan terbuka oleh komisioner KPU saat menyampaikan rilis tempo hari. Padahal dalam keputusan KPU itu bahkan tidak menggunakan ketentuan Pasal 10 huruf b1 UU 10/2016, yang dengan tegas menyebut jika “KPU wajib melaksanakan dengan segera rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu mengenai sanksi administrasi Pemilihan”. Frase “wajib melaksanakan dengan segera” itu sudah sangat jelas dan tidak perlu ditafsirkan lagi.

Baca juga : Tafsir Keliru KPU Terhadap Rekomendasi Bawaslu.

Kedua, KPU juga melakukan pemeriksaan ulang terhadap aspek materil pelanggaran yang dilakukan oleh calon. Padahal, KPU sesunguhnya hanya sebatas memeriksa aspek formilnya saja. Jadi kan aneh menurut saja. Tentu ini akan menjadi preseden buruk ke depannya, dimama rekomendasi Bawaslu dengan mudahnya diabaikan oleh KPU. Dengan demikian, KPU sama halnya dengan mendelegitimasi Bawaslu sebagai wasit dalam proses Pilkada ini. Implikasilanya, kredibilitas Bawaslu sebagai wasit menjadi taruhannya. Publik akan menilai, jangan-jangan rekomendasi Bawaslu memang diputuskan tanpa dasar yang cukup dan memadai. 

Baca juga : Perihal Rekomendasi Bawaslu dan Pembatalan Paslon Di Pilkada Kukar.

KPU bukan hanya mengambil alih peran Bawaslu dalam menilai dugaan pelanggaran administrasi pemilihan, tapi KPU juga seolah tidak mengakui eksistensi Bawaslu secara kelembagaan. Padahal kewenangan Bawaslu adalah atribusi langsung undang-undang. Karena itu, rekomendasi sebagai bentuk pengejawantahan kewenangan, seharusnya ditaati semua pihak. 

Selama ini Bawaslu juga terkesan diam, padahal mereka adalah pihak yang berkepentingan dalam perkara ini. Harusnya Bawaslu bersikap, dan memberikan tafsir terhadap makna “rekomendasi” yang mereka buat. Apakah rekomendasi itu sifatnya absolut atau wajib dijalankan oleh KPU, atau tidak. Karena ini soal upaya menegakkan aturan, sebagai cara kita untuk menjaga kualitas demokrasi dalam momentum Pilkada ini. Publik tinggal memberikan penilaian untuk 2 hal, “KPU yang melakukan pembangkangan terhadap hukum karena menolak menjalankan rekomendasi Bawaslu sebagaimana perintah undang-undang, atau justru Bawaslu yang nemang tidak bekerja dengan cermat dan hati-hati dalam menyelesaikan pelanggaran administrasi pemilihan“. Itu poinnya.

Pendapat pendek ini sebelumnya sudah dimuat di Kaltim Post.

Keputusan KPU Kukar yang mengabaikan rekomendasi Bawaslu RI, dapat diunduh di : Sini, dan rilis atas keputusan tersebut bisa diunduh di : Sini.

 136 total views,  1 views today

Filed Under: Hukum dan Korupsi

Silahkan daftarkan e-mail Anda untuk berlangganan artikel terbaru.

About Herdiansyah Hamzah

Orang biasa yang sedang belajar menulis dengan segala keterbatasan. Karena menulis adalah cara kita berbicara dengan zaman. Untuk bertukar pikiran, silahkan hubungi saya melalui halaman Kontak atau melalui Facebook, Twitter, Google+, Youtube, Flickr dan Instagram.

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Tentang Saya

Orang biasa yang sedang belajar menulis dengan segala keterbatasan. Karena menulis adalah cara kita berbicara dengan zaman. Untuk bertukar pikiran, silahkan hubungi saya melalui halaman Kontak atau melalui Facebook, Twitter, Google+, Youtube, Flickr dan Instagram.

Artikel Terpopuler

  • Kedudukan TAP MPR Dalam Sistem Perundang-Undangan Indonesia 53.2k views
  • Jejak Sejarah Budaya Korupsi Di Indonesia 10.4k views
  • Seri Hukum Perburuhan : Antara Buruh, Pekerja dan Karyawan 4.2k views
  • Netralitas ASN Dalam Pilkada 3.4k views
  • Seri Belajar Menulis, Darimana Kita Harus Memulai? 3.3k views

Silahkan daftarkan e-mail Anda untuk berlangganan artikel terbaru.

Pilih Kategori

Ekonomi Politik Hukum dan Korupsi Pendidikan Perburuhan Pojok Situasi Daerah Sosial Budaya

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Footer

Artikel Terbaru

  • Korupsi Perusda February 24, 2021
  • RIP Baju Kesayangan February 23, 2021
  • Krisis Demokrasi Indonesia February 16, 2021
  • Belajar Soal Prinsip Dari Musisi February 6, 2021
  • Calon Terpilih Meninggal Dunia Sebelum Pelantikan January 30, 2021

Komentar Terbaru

  • “Peran Kampus Untuk Mengalirkan Dukungan Terhadap KPK” – WIDURI.AC.ID on Kampus Tiarap?
  • Krisis Demokrasi Indonesia – Herdiansyah Hamzah on Pers Dan Kebebasan Semu
  • Herdiansyah Hamzah on Seri Hukum Perburuhan : Antara Buruh, Pekerja dan Karyawan
April 2021
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  
« Feb    

Copyright © 2021

Creative Commons License