• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • Home
  • Profil
    • Facebook
    • Twitter
    • Youtube
    • Instagram
  • Kontak
  • Blog
  • Publikasi
    • Sinta
    • Google Scholar
    • Orcid
    • Research Gate
  • Kata Bijak
  • Templates
  • Log In

Herdiansyah Hamzah

Lebih sering dipanggil Castro. Buruh di Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.

  • Home
  • Hukum dan Korupsi
  • Ekonomi Politik
  • Perburuhan
  • Pendidikan
  • Sosial Budaya
  • Pojok
  • Situasi Daerah
You are here: Home / Pojok / Panggil Saya Koko

Panggil Saya Koko

By Herdiansyah Hamzah on January 26, 2020

Dalam cacatan saya, kurang lebih 10 kali saya dipanggil “koko”, sebutan bagi kakak laki-laki dalam bahasa Tionghoa. Bisa jadi panggilan “koko” itu disematkan, karena fisik saya yang agak mirip dengan peranakan Tionghoa. Mata sipit dan kulit rada “putih”, khas orang Tionghoa. Tidak semua yang bermata sipit dan berkulit putih adalah orang Tionghoa, tapi orang Tionghoa sudah pasti berkulit putih dan bermata sipit. Begitulah kira-kira silogisme itu berusaha dibangun.

Suatu ketika, saat ke tempat pendaftaran mobil rute Soppeng ke Makassar, saya berpapasan dengan kakak kandung laki-laki, yang kebetulan sedang ngopi di toko sebelahnya. Anehnya, kakak saya tak menyapa meski dengan jelas menatap ke arah saya, meski sekejap. Saya menghampiri dan protes keras. “Saya pikir kamu koko-koko Tionghoa tadi!”, jawabnya singkat sembari tertawa terbahak. Inilah kali pertama saya disebut mirip orang Tionghoa. Dan itu datang dari kakak kandung saya sendiri. Kejadian ini saat masih SMA seingat saya.

Tadinya saya berpikir sebutan “koko” ini hanya kebetulan. Jadi saya anggap biasa saja. Anggapan itu berubah drastis dalam satu peristiwa di tahun 1997, saat berada di Makassar. Peristiwa rasial meledak akibat pembacokan bocah 9 tahun oleh seorang pengidap gangguan jiwa, yang kebetulan pelakunya etnis Tionghoa. Kerusuhan disertai penjarahan toko milik warga keturunan, terjadi dimana-mana. Saat kejadian, saya berada di atas angkot rute pasar sentral menuju BTP, dan tak terduga, “Kena sweeping karena mirip Tionghoa”. Untung hanya kena interogasi, lalu dilepaskan kembali.

Tahun-tahun berikutnya, panggilan “koko” itu lebih sering terdengar. Dan kebanyakan saat saya jalan ke pusat perbelanjaan, terutama toko komputer atau handphone. Mulai dari Samarinda, Yogyakarta, bahkan hingga ke Palembang, panggilan koko itu makin akrab di telinga saya. Saya tak pernah protes, toh itu bukan hal yang substansial bagiku. Bahkan terkadang menjadi berkah yang menjadi pintu masuk keakraban. Lumayanlah buat lobi harga beli barang, meski pada akhirnya pasar yang menentukan harga, bukan irisan genealogi.

Suatu ketika paman anak saya sambil bercanda memanggil Pak Heri, tetangga sebelah rumah dengan sebutan “Om Cina”. Alif anak saya seketika marah dan menegur pamannya sembari berkata, “tak boleh begitu paman. Om Heri itu juga orang Indonesia, meski sukunya berbeda. Alif suku bugis, tapi juga orang Indonesia. Kita semua orang Indonesia”. Begitulah toleransi harus dipelihara, dipupuk sebaik mungkin dalam kehidupan sehari-hari. Semoga tahun-tahun berikutnya iman kemanusiaan kita makin kuat. Karena yang terpenting adalah sikap kepedulian Anda terhadap sesama, bukan latar belakang agama, suku, ras, dan golongan Anda.

Samarinda, 25 Januari 2020.

 410 total views,  1 views today

Filed Under: Pojok

Silahkan daftarkan e-mail Anda untuk berlangganan artikel terbaru.

About Herdiansyah Hamzah

Orang biasa yang sedang belajar menulis dengan segala keterbatasan. Karena menulis adalah cara kita berbicara dengan zaman. Untuk bertukar pikiran, silahkan hubungi saya melalui halaman Kontak atau melalui Facebook, Twitter, Google+, Youtube, Flickr dan Instagram.

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Tentang Saya

Orang biasa yang sedang belajar menulis dengan segala keterbatasan. Karena menulis adalah cara kita berbicara dengan zaman. Untuk bertukar pikiran, silahkan hubungi saya melalui halaman Kontak atau melalui Facebook, Twitter, Google+, Youtube, Flickr dan Instagram.

Artikel Terpopuler

  • Kedudukan TAP MPR Dalam Sistem Perundang-Undangan Indonesia 53.1k views
  • Jejak Sejarah Budaya Korupsi Di Indonesia 10.3k views
  • Seri Hukum Perburuhan : Antara Buruh, Pekerja dan Karyawan 4.1k views
  • Netralitas ASN Dalam Pilkada 3.4k views
  • Seri Belajar Menulis, Darimana Kita Harus Memulai? 3.2k views

Silahkan daftarkan e-mail Anda untuk berlangganan artikel terbaru.

Pilih Kategori

Ekonomi Politik Hukum dan Korupsi Pendidikan Perburuhan Pojok Situasi Daerah Sosial Budaya

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Footer

Artikel Terbaru

  • Korupsi Perusda February 24, 2021
  • RIP Baju Kesayangan February 23, 2021
  • Krisis Demokrasi Indonesia February 16, 2021
  • Belajar Soal Prinsip Dari Musisi February 6, 2021
  • Calon Terpilih Meninggal Dunia Sebelum Pelantikan January 30, 2021

Komentar Terbaru

  • Krisis Demokrasi Indonesia – Herdiansyah Hamzah on Pers Dan Kebebasan Semu
  • Herdiansyah Hamzah on Seri Hukum Perburuhan : Antara Buruh, Pekerja dan Karyawan
  • Leemi Keche on Kontak
March 2021
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Feb    

Copyright © 2021

Creative Commons License