Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pemilik seisi bumi dan semesta alam. Atas izin-Nya, buku kumpulan orasi ini bisa kami rampungkan, meski dengan segala keterbatasan. Buku ini kami buat dengan proses yang cukup panjang, di tengah upaya kami untuk tetap menjaga konsistensi “Aksi Kamisan Kaltim“. Sebab berkumpul, bercerita, dan berbicara setiap pekan di depan kantor Gubernur Kaltim, bukanlah perkara mudah. Namun berkat sokongan dan solidaritas tanpa batas diantara para “Gerilyawan Kamisan“, nafas Aksi Kamisan Kaltim tetap mampu terjaga hingga hari ini. Semoga konsistensi ini tetap terpelihara dihari-hari berikutnya.
Buku catatan orasi Aksi Kamisan Kaltim ini, adalah bagian dari upaya kami untuk tetap “merawat ingatan dan melawan lupa“, sebagaimana slogan yang kami gemakan selama ini. Merawat ingatan tentang tugas-tugas sejarah yang harus kami emban, dan melawan lupa terhadap kejahatan kemanusiaan yang tidak pernah mampu dituntaskan oleh Negara. Salah satu cara untuk tetap merawat ingatan itu, adalah dengan mengabadikan orasi-orasi yang dicatat yang kami buat sendiri, dan kami bacakan bergantian setiap Aksi Kamisan Kaltim berlangsung.
Buku catatan-catatan orasi ini juga menandai sebagai Hari HAM sedunia yang jatuh pada Desember nanti. Aksi yang kami lakukan sejak tahun 2017 ini, berarti sudah berjalan selama lebih dari berpuluh kali bahkan sudah mencapai lebih dari 100 kali. Dengan bermodalkan kenekatan, semua kami lakukan secara bergotong royong dan mandiri. Biaya operasional kami dapatkan dengan cukup mengedarkan toples bening bekas permen, disetiap gelaran aksi kamisan. Perlengkapan dan peralatan aksi kami dapatkan secara murah dan irit biaya, berkat bantuan dari kawan-kawan gerilyawan kamisan. Bahkan materi orasi, puisi, musik perform, kami isi secara bergantian, agar keberlanjutan Aksi Kamisan Kaltim ini tetap terjaga dengan baik.
Dan hari ini, ulasan dan catatan yang kami orasikan di setiap Aksi Kamisan Kaltim berlangsung telah kami catat dan pada akhirnya abadi dalam buku ini. Tidak mudah merawat konsistensi Aksi Kamisan Kaltim ini. Kami bisa saja memutuskan berhenti atas nama “lelah“, dengan alasan “letih“, dan mengambinghitamkan rasa “bosan”. Namun kami tidak punya kosakata lelah, letih dan bosan dalam kamus perjuangan kami. Dan kata sakti “solidaritaslah” yang selalu menjadi penyelamat kami. Satu dilukai semua merasa tersakiti, satu berbuat semua merasa bertanggung jawab, dan satu bergerak semua harus merapat. Begitulah kami belajar tentang kebersamaan, tentang gotong royong, dan tentang kolektivitas.
Dengan orasi-orasi dalam buku inilah kami merekam dinamika itu. Dinamika yang membuat Aksi Kamisan Kaltim terus bertahan hingga detik ini. Bagian akhir pengantar buku ini, izinkan kami mengutip kata-kata Pamoedya Ananta Toer berikut ini, “Sekali diucapkan, kebenaran meluncur turun dari ketinggian, menjalar ke mana-mana, berkembang biak dalam hati manusia waras“. Demikianlan tugas yang kami emban, dan akan terus kami gelorakan sampai kapanpun. Sebab menyuarakan kebenaran adalah urusan mereka yang berpikiran waras. Jalan hidup yang menjadi pilihan manusia-manusia petarung, yang tidak mengenal kata takut dan menyerah. Jangan biarkan ketakutan membunuh pikiranmu. Berpendapatlah seperti biasa. Pikiran itu rumah bagi peradaban, tempat untuk memupuk ide dan gagasan. Di bawah ketakutan, mustahil berpikir rasional. Dunia ini hanya akan terpenjara gelap kawan!
Sungai Mahakam, 2021
Berita Kegiantan Peluncuran dan Diskusi Buku Ke-2 Aksi Kamisan Kaltim ini, dapat dibaca melalui link berikut : Tribun Kaltim, dan Diksi. Untuk pemesanan Buku ini, silahkan menghubungi admin IG Aksi Kamisan Kaltim.
Leave a Reply